Ayat di atas dengan jelas memastikan bahwa Allah menuruti keinginan dan niat setiap manusia. Terserah apa maunya, dunia atau akhirat. Intinya ialah apa yang akan terjadi dengan izin Allah. Ada sebuah hadist populer yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:
"Sesungguhnya perbuatan itu bergantung pada niat, dan sesungguhnya setiap orang mendapat apa yang diniatkannya."
Selama ini sabda Rasulullah SAW itu dikaitkan dengan pentingnya memasang niat yang benar agar amal berpahala. Shalat yang dilakukan dengan niat riya-ingin dipuji- diancam masuk Neraka Wail.
Menurut Rasululloh SAW, setiap organ anak Adam itu ada bagian dari zina. Mata berzina dengan melihat, kuping berzina dengan mendengar, mulut berzina dengan ucapan, dan hati berzina dengan niat. Organ kelaminlah yang berbuat dan merealisasikan zina itu berdasar niat semula. Maka hati tetap memberikan kontribusi besar di sana. Walhasil, benarlah sabda Rasululloh tadi, bahwa amal dan niat adalah suatu kesatuan, sama-sama kenyataan, dan harus dipertanggung jawabkan. Maka dari itu kita harus waspada, jangan coba-coba berniat buruk, apalagi berbuat buruk.
Hijrah yang dilakukan karena mau menikahi wanita yang ikut hijrah, maka yang diperoleh hanya wanita itu. Pendeknya, hadist tadi merupakan suatu ajaran akhlak tentang keihklasan, yang menuntut samanya niat dengan ucapan dan perbuatan.
Ada pemahaman lain yang bisa kita renungkan dari hadist di atas. Dr. F.I. Regardie, seorang ahli psikoterapika yang lahir di London tahun 1907 dan tinggal di Amerika Serikat sejak usia 13 tahun, menulis buku yang sangat laris, The Art of True Healing. Isinya tentang kekuatan spiritual dari masing-masing manusia yang bila dimanfaatkan bisa menyembuhkan segala penyakitnya sendiri. Konsep ini searah dengan buku Anatomy of The Spirit karya Dr. Caroline Myss, seorang ahli spesialis diagnosa intuisi, yakni bagaimana "melihat" penyakit pasien secara intuitif. Yang menarik adalah sebuah pernyataan di dalam buku itu, "So be it, so it is". Ucapkan: "Jadilah, maka akan terjadi".
Bila kita berkonsentrasi penuh membayangkan sesuatu hal akan terjadi, maka niscaya hal itu terjadi. Mirip ayat "Kun fayakun". Bila kita membulatkan pikiran dan niat bahwa badan yang lesu dan sakit-sakitan menjadi terasa bugar, maka hal itu akan terjadi, badan akan segar lagi. Setiap kali energi spiritual dipusatkan dan disalurkan kepada organ yang sakit, maka setiap sel di sana menerima pesan penyembuhan dan akan melaksanakan perintah sesuai pesan itu.
Setiap molekul udara di sekitar kita tubuh ternyata juga ikut beresonansi, bergetar memperkuat frekuensi pesan itu sehingga akhirnya kesembuhan menjadi kenyataan. Dan pengiriman pesan pikiran ini tidak hanya terbatas soal penyakit, pemusatan niat bulat tentang sesuatu hal akan direkam oleh alam dan apabila intensitas energinya cukup tinggi, akan menjadi kenyataan.
Ketika pikiran difokuskan kepada seorang teman agar dia ingat pada kita, maka bisa saja tiba-tiba dia menelepon kita. Bukankah hal ini sering kita alami? Tetapi, niat yang setengah-setengah, asal-asalan, akan menguap tanpa bekas. Ketika kita membulatkan pikiran dan niat memiliki suatu benda atau mencapai target, niat itu akan terwujud. Ada falsafah para pelaut pengembara Bugis-Makassar,"Sebelum berangkat tiba dulu." Sebelum perahu bertolak, sudah dibayangkan dengan penuh keyakinan suasana di pantai yang akan dituju. Artinya, sebelum memulai sesuatu, bayangkan dengan kuat gambaran ketika hal itu telah selesai. Maka realisasi target tinggal menunggu waktu saja: "Apabila niat sudah bulat, baru bertawakal kepada Allah". Dalam sebuah hadist qudsy Allah berfirman: "Aku menuruti saja persangkaan hamba-Ku".
Teman-teman yang hendak menghadapi UN SMP ataupun SD, Teguhkanlah niat kalian, berniatlah dengan sungguh-sungguh, berniatlah dalam hati kalian yang paling dalam, "Aku ingin lulus dari UN ini dan lulus dari sekolah dengan nilai yang terbaik dan memuaskan sehingga bisa membahagiakan Orang Tua saya. Aku pasti bisa! aku pasti sanggup!". Setelah itu belajarlah dengan tekun dan berdoalah kepada Allah SWT agar niat ini dapat terkabulkan dan bila telah selesai menghadapi UN, Pasrahkanlah hasil pekerjaan UN kalian Kepada Allah SWT. Insya allah kita bisa lulus dengan nilai yang terbaik dan memuaskan, Amin.
Sumber:
Majalah Yatim No. 10 Th. XV/ Rabiul Awal 1432/ Februaru 2011, dengan beberapa penambahan.